Wednesday, 26 December 2012

Tuesday, 25 December 2012

Friday, 21 December 2012

Thursday, 20 December 2012

HTS

Ini bukan hubungan tanpa status yang biasanya dimiliki oleh anggota keluarga IMF, tapi ini adalah sebuah nama rumah makan. Rumah makan HTS yang terletak di Lawang, menjadi tempat pilihan kita untuk makan siang pada saat hari pertama menuju kota Batu. Di rumah makan ini, kami, IMF sekeluarga besar selalu duduk di meja yang sama, yaitu meja panjang di pojok, 1 meja dari pintu kamar mandi. Yap, kami selalu duduk disitu per visit.
Makanan ini menjual aneka Indonesia food yang memang sudah terkenal sedapnya. The most favorite food here is Rawon Merah yang dipesan oleh Meme. Tapi juga ada makanan lainnya seperti Rawon Hitam, yang dipesan oleh sebagian besar IMF, Soto, dll. Fyi, disini es jeruknya memang mahal, sekitar 15ribu-an, but i think that's worth it karena memang rasanya bener-bener jeruk dan kerasa aslinya.


Rawon Merah HTS

BBQ

We have a BBQ party for the first night. Fyi, it's all sponsored by Richard Budiman as the dad of IMF. So, we went to shop on Batos (Batu Town Square) to buy some meats, chickens, sausages, meatballs, and some seasonings.  Kita juga dapet free jagung bakar dari villa yang ternyata malah habis dibuat Cheesybuttermilk sweet corn by our chef, Nyak, Ines, Astrid and our hottest chef, Roland. 



After some of the girls have a beauty sleep, we start the BBQ party. Thanks to tukang sate kita, Memeng si instruktur fitness and DC yang sudah keep the charcoal on fire. Then kita grill semua yang ada, yang sudah di prepare dan dijadiin tusuk sate, consist of meatballs and sausages. dibakar dan diolesi sama saus BBQ yang ada. Lalu our BBQ chef, DC, started to grilled the chicken and that's very yummy an no over cooked atau gosong.
For the sidedish, kita punya jagung yang tadi, jagung bakarnya malah nggak laku. :p

Wednesday, 19 December 2012

The Bigger is the Merrier

Monday, 17 December 2012

HAPPY BIRTHDAY to our sister CHRISTINE CHEN! Her birthday is on 17th December she also turned seventeen. And we as her family surprising her in the midnight with baloons, fireworks, cake, presents and our love hihihi. I must say, preparing her surpises is hard. We were on Batu that day, and we gave baloons to her jadi kalian bisa bayangin kita mesti pompa balon buat dia. Belum lagi didalam balon itu ada kertas aluminium yang udah dipotong kecil-kecil. Thanks to Elvina Febriyani, the girl who ate kit-kat as many as she can and then cut the aluminium papers.
 
Elvina, Astrid. The Making of the Baloon

Waktu kita buat balon, yang ultah lagi masak-masak dibawah ditemanin Nyaks aka Michelina. Untung chennya agak bodoh gimana gitu jadi dia gak tau kalau kita lagi ribut buat balon.
You guys must be curious about her surprise. Ketika menjelang malam, awalnya kita nonton One Miscalled bareng-bareng. Terus pas udah jam 12 lebih, chen dikunci dikamar hahaha. Terus kita ribut pasang lilin, siapin kue, siapin kembang api, sama balon-balon. Terus pas kita udah siap, Chen yang ditemani sama Itit dan Nyaks berjalan menuruni tangga yang dengan lilin sebagai petunjuk jalan. And then, she must go around the house in order to find us whom in front waiting for her the surprise. Terus ya, waktu di Batu itu sering hujan, jd jalan sekitar rumah pasti becek. Aduh, udah becek dia harus jalan without slippers. So there she is, barefoot christine hahaha
Barefoot Christine

Sunday, 16 December 2012





Here we go, Batu~
"Semoga hari ini berjalan begitu lambat" Said Erwin. And we agreed.
Seperti yang ada di artikelku yang berjudul "Preparation to Batu" kami mendapatkan kejutan pagi ini. Nyak ikut! Hahahaha~ Well, yeah. Walaupun di acara rundown disebutkan kumpul pukul 08.00  WIB dan berangkat pukul 09.00 WIB, in fact, me and Sania woke up at 7.30 WIB and picked up about 10.00 WIB. We officially went to Batu at 10.30 WIB.

Perjalanan ke Batu membuat kami lapar. Kami bertanya ke Chen yang di mobil sebelah mau makan dimana. Demikian percakapannya:
















And at last, we had lunch at HTS, Lawang. Sehari sebelum itu kita semua jalan ke GM setelah Sam's welcome party, saya terserang radang tenggorokan. Suhu badan saya sempat naik sedikit dan pusing. Tapi biarpun begitu, saya tetap harus ikut! Woohoo~ Saya memesan semangkuk rawon dengan teh tawar. Niatnya sih ngomong "Teh Tawar Hangat" Tapi yang terucap adalah "Teh tawar manis" :|
Dan segera saja account twitter @IMF_amily bekerja. -_-
Lalu ada pula di daftar menu itu, tertera 2 macam rawon. Yang satu tertulis "Rawon hitam" dan yang satu lagi tertulis "Rawon HTS" Sepupu kita yang bernama Memeng memesan "Rawon HTS" Berhubung itu adalah rawon special HTS, tentu saja pasti ada khas-nya. Ketika makanan muncul, ada semangkuk kuah berwarna merah "Meng, ini lho punyamu!" Seru salah satu dari kami
"Lho, kok ngene?" (Translate: "Lho, kok gini?") Sahut Memeng. "Lho Rawon HTS to kamu?" Jawab seseorang dari kami. Dan dengan polosnya dia menjawab "Oooo ini rawon HTS ta? Tak pikir Rawon HTS itu Rawon Hitam Sekali" Stupid -.-

Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan dan check-in di villa. Berhubung acara malam ini adalah barbecue dan surprise untuk Chen, beberapa dari kami turun untuk membeli bahan makanan barbecue di hypermart. Bahan makanan ini disponsori oleh RB. Yang berulang tahun pada tanggal 7 Desember ke-18. Selain barbecue, dia juga menyumbang mobil dan bahan bakarnya. Great contribution, dear.

Back to front: Sania, Itit, Astrid




Malam tiba, kami pun melakukan persiapan barbecue. Karena kemarin badan saya benar-benar drop dan tidur kurang semalam sebelum berangkat (Well, saya dan Sania tidak bisa tidur) saya menjadi lemas malam itu. Akhirnya, sementara yang lain sibuk mengurus urusan barbecue, saya tidur sendirian di kamar.




Kurang lebih pukul 9, acara barbecue kami pun resmi dimulai. Persiapan usai dilakukan dan jagung bakar sudah siap sedia. Well, niat pada awalnya sih jagung bakar. Tapi yang terjadi malah jagung rebus dikasi susu kental manis. It was sooo yummy! Mengapa gak jadi jagung bakar? Saya ga tau gimana ceritanya, tapi kami ada yang membawa heineken. Lalu entah bagaimana, heineken itu dituang ke bumbu jagung bakar yang manis. :| Pelakunya? Memeng dan Minah, kata mereka. 

Setelah acara barbecue, kami menonton DVD dan disusul dengan acara surprise Chen.
Day one, finish.
I'd like to upload more photos, actually. But mom told me to sleep. :(
Well, bye~



After the villa-things are settled, of course we have to prepare the surprise. Berhubung Chen ini berulang tahun di Batu, banyak ide-ide bermunculan. Ide yang bermunculan ini tentu saja dramatis. Ide pertama didapat ketika Fani dan Ines jalan-jalan ke TP. Mereka mampir ke Daiso, toko serba 22ribu yang menjual aneka pernak-pernik Jepang. Mereka menemukan lampion. 3 tahun Fani di Surabaya dan 17 tahun Ines hidup di Surabaya, belum pernah mereka menemukan lampion yang dijual. Lalu mereka mendapatkan ilham untuk membeli lampion dan diisi lilin kecil. Syukur-syukur kalau lampionnya bisa terbang. Tapi lampion di Daiso itu tidak memungkinkan untuk terbang apalagi diisi lilin kecil. Bisa-bisa terbakar. Lagipula, sebuah lampion seharga 22ribu. Saat keliling-keliling di Daiso, mereka hendak membayar barang yang mereka beli di kasir. Voila~ Mereka menemukan lilin kecil di kasir yang memungkinkan untuk dipasang di lampion. Jadi, 1 lampion dengan 1 lilin seharga 44ribu. Walaupun menemukan lilin kecil yang bisa dipasang, tapi tidak mungkin kan membeli 1 lilin 1 lampion untuk 1 orang anak sedangkan kita ber-16?(Chen tidak dihitung) Jadi, pupus sudah harapan membeli lampion di Daiso.

Namun, akibat kecanggihan teknologi jaman sekarang, kami membuka Handphone kami yang katanya sih Smartphone. Kami segera meremove Chen dari group lalu membahas surprise ini. Kami menemukan ilham untuk membuat lampion. Lampion itu nantinya diisi dengan lilin kecil dan diterbangkan (kayak di Tangled itu lhoh) Beralaskan tekad yang kuat, akhirnya beberapa hari sebelum kepergian kita ke Batu, Mina, Elvina, Itit dan Nyak membuat lampion. Mereka bahkan sudah membeli aluminium foil. Namun sayang, walaupun Mina dan Elvina adalah 2 orang dari jurusan IPA, bahkan mereka tidak dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari untuk membuat lampion. Kata mereka, lampion tersebut jadinya tidak bisa terbang. Namun, yang saya tidak tahu, apakah mereka bahkan berhasil membuat lampionnya? Atau karena mereka terlalu depresi sehingga memutuskan untuk berkata lampionnya ga bisa terbang? Jadi demikianlah, acara lampion gagal. 

Tidak kehabisan ide, kami lalu bermusyawarah dan menemukan ide lain untuk menyalakan fireworks saja. Kan kita di Batu. Space'nya sangat memungkinkan. Kami membeli fireworks kecil-kecil yang bisa digantung di pohon. Maksud hati adalah fireworks'nya digantung di pohon di taman sambil menyalakan kembang api yang air mancur. Sementara fireworksnya menyala, Masing-masing dari kami memegang lilin. 2 orang dari kami memegang cake dan kadonya. So sweeeettt banget kan kalo benar-benar bisa begitu? Fani sih juga pengen beli kembang api yang besar itu, yang meletus di angkasa raya. Tapi... Mahal....

Skip saja, kita melompat ke tanggal 16 Desember. Ketika kami sampai di villa, saya tertegun. Oh no, there was no tree. And the garden was small. Where to put the fireworks? Kita akan bahas itu nanti. Seperti yang ada di artikel Benita dengan judul Barefoot Christine, saat itu Chen dan Nyak sedang memasak di bawah. Sementara itu, the girls berada di kamar di 2nd floor. Elvina mengeluarkan sebungkus balon dan sekantong plastik potongan aluminium foil kecil-kecil. Seperti yang dikatakan Benita di artikelnya, aluminium foil itu pada dasarnya dibeli untuk membuat lampion, namun gagal. Aluminium Foil itu diisikan ke balonnya lalu kami memompa balon tersebut. Yang memompa adalah Benita. Dengan harapan bisa membakar lemak yang ada di tangannya. Setelah balon-balon selesai ditiup, balon tersebut dimasukkan ke lemari. (Oh iya ada lemari baju. Kenapa kita tidak menggunakan lemari ini untuk menyimpan baju ya saudara-saudara?) 


Chen make a wish. Semoga jerawatnya hilang, dear
Pukul 10 malam pada tanggal 16 Desember, kami beramai-ramai menonton 1 missed call. Sampai pukul 23.45 WIB belum ada yang beranjak dari tempat duduk untuk menyiapkan surprise. Sampai filmnya selesai, tidak ada tanda-tanda. Bahkan Chen pun sampai bilang "Lhoo ini maunya jam 12 lhoo" Ngarep banget tuh anak di surprise'in ya. Hahahahhaa.

Tapi, di balik semua itu, sebenarnya Nyak, Richard dan Fani sudah berkompromi dengan Itit. Setelah filmnya selesai, Itit mengajak Chen cuci muka di kamar mandi dengan alasan takut. Padahal benernya filmnya juga gak ngeri-ngeri banget. Ketika mereka sudah di kamar mandi, spontan suasana villa menjadi chaos. Acara lempar balon dari kamar cewek (Well, technically it was girls room) di 2nd floor menuju ke ruang keluarga di first floor. Lalu kami lari-lari turun ke first floor untuk memasang lilin (Saya gak tau siapa yang beli lilin dan ilham darimana. Tapi tiba-tiba ada perubahan rencana yang tidak disangka) Berkat feeling saya yang mengatakan kalau persiapan surprisenya pasti lama dan bagaimanapun juga Itit gak akan bisa menahan Chen lama-lama di kamar mandi, saya pun mengunci pintu kamar (Yeah, I locked the door)
Artikel tentang Chen's surprise selengkapnya, baca saja Barefoot Christine. Teehee~

Walaupun yah... Banyak sekali perubahan rencana yang diluar spekulasi, overall, it was a success. Ternyata lilin-lilin yang niatnya mau dibawa untuk ditiup ternyata diletakkan di lantai untuk memimpin Chen berjalan ke arah yang benar. Balon yang semula tidak direncakan ternyata bisa saja diletakkan di sebelah lilin sehingga Chen bisa mengambilnya. Sementara fireworks, yang rencananya mau digantung di pohon-pohon ternyata dibawa tangan. Dan aluminium foil... Well, you can see at Benita's article. They looked like shining stars, right? :p
Happy birthday, Christine!



Saturday, 15 December 2012


Pada tanggal 17 Desember saudari kita yang bernama Christine Chen berulang tahun yang ke-17. Karena sudah bosan dengan perayaan ulang tahun yang berkisar dinner atau party, Chen ingin merayakannya dengan sesuatu yang berbeda. Berhubung pada tanggal itu sekolah sudah usai semuanya, dia ingin mengadakan sleepover di kota Batu, Malang pada tanggal 16-18 Desember 2012
Kami merencanakan untuk membawa 2 buah mobil innova. Berhubung sudah terbiasa pergi keluar kota, bahkan makan siang saja pergi ke ayam goreng Sri. Hahahaa… Kami berikrar untuk tidak menggunakan jasa sopir. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk membiarkan RB menyetir sampai ke Batu. Dan mobil yang satu lagi kami menggunakan jasa sepupu kami, Kevin Matthew a.k.a Memeng.
Sementara mobil sudah selesai, sekarang kami mulai membahas tentang peserta. Semuanya serba tidak pasti. Memeng dan Jun berkata, tanggal 16 itu mereka tidak bisa. Karena ada pesta ulang tahun teman. Bila Memeng tidak bisa, siapa yang menyetir satu mobil lagi? Dan semuanya belum memberikan kepastian. Hanya beberapa anak saja yang memberikan kepastian bisa ikut. Tapi toh pada akhirnya ada 17 orang yang ikut. Meliputi: Chen, Richard, Roland, Andrew, Fani, Benita, Erwin, Sania, Meme, Jun, Memeng (Beberapa hari setelah mengatakan tanggal 16 tidak bisa ikut, dia berkata ternyata pesta ulang tahunnya tanggal 14 Desember) Revina, Elvina, Astrid, DC, Itit, Ines.

 Kami sempat pusing menentukan tempat kami tinggal di sana. Maunya sih, villa. Tapi villa yang ingin kami tempati itu mengakunya hanya khusus untuk keluarga. Demikian kata Chen. “Lho, kita kan keluarga. Second family” Jawab Fani. “Iya satu keluarga. Satu keturunan. Keturunan Adam dan Hawa” Demikian Chen membalas. Akhirnya setelah perjuangan panjang mencari villa tempat tinggal, sempat pula memikirkan kemungkinan untuk tinggal di sebuah hotel. Tapi kata anak-anak, kalo di hotel gak asyik. Gak bisa begadang sampe malem soalnya pasti sendiri-sendiri dan gak bisa kumpul-kumpul. Setelah banyak rintangan dilalui, akhirnya mama Chen turun tangan. Beliau menelpon villa. Dan voila! Kami diijinkan menginap di sana. Urusan mobil dan villa, clear.
Satu masalah selesai, muncul masalah lain. Demikianlah hidup ini. Demikian pula dengan urusan villa ini. Guess what, readers? REVINA WASN’T ALLOWED TO JOIN US! Perkaranya adalah, mamanya lagi badmood. Pas dia dan the girls jalan-jalan ke pasar atum, ga ketemu mamanya. Si Revina ini yang pada saat itu ga punya HP alias HPnya lagi dibenerin juga ga bisa dihubungin. Akhirnya dia ga dibolehin ikut. Oh  my goodness, padahal dulu ke Bali dia diijinkan ikut. Kenapa sekarang yang Cuma ke Batu aja dia gak boleh ikut? Akhirnya, demi diijinkan untuk ikut ke Batu, dia menjadi good girl selama beberapa hari. Dia diam di rumah gak keluyuran sama kita. Katanya: “aku melakukan segala aktivitasku di depannya cctv di ruang keluarga. Biar mama liat aku di rumah” Namun saying, hingga ke detik-detik terakhir tidak ada tanda-tanda Mina diijinkan ikut. But gladly, akhirnya Sang Mama memutuskan demi anaknya yang merengek-rengek ini, mereka sekeluarga ikut pergi ke Batu. Tapi tanggal 17 Desember di siang hari mereka sudah harus pulang. “This is the best deal I can make” Said Mina. Well, ya sudah kalau itu yang terjadi. Di samping itu, ada satu lagi kejadian. Ternyata, pagi hari pada tanggal 16 Desember, Nyak a.k.a Michellina Suminto diijinkan ikut! Yoohoo~ Sehingga pada tanggal 16-17 Desember kami berjumlah 18 orang, dan tanggal 17 sore sampai tanggal 18 kami berjumlah 17  orang.

This is our villa, Rumah Embun Pagi

Friday, 14 December 2012