HTS
Ini bukan hubungan tanpa status yang biasanya dimiliki oleh anggota keluarga IMF, tapi ini adalah sebuah nama rumah makan. Rumah makan HTS yang terletak di Lawang, menjadi tempat pilihan kita untuk makan siang pada saat hari pertama menuju kota Batu. Di rumah makan ini, kami, IMF sekeluarga besar selalu duduk di meja yang sama, yaitu meja panjang di pojok, 1 meja dari pintu kamar mandi. Yap, kami selalu duduk disitu per visit.
Makanan ini menjual aneka Indonesia food yang memang sudah terkenal sedapnya. The most favorite food here is Rawon Merah yang dipesan oleh Meme. Tapi juga ada makanan lainnya seperti Rawon Hitam, yang dipesan oleh sebagian besar IMF, Soto, dll. Fyi, disini es jeruknya memang mahal, sekitar 15ribu-an, but i think that's worth it karena memang rasanya bener-bener jeruk dan kerasa aslinya.
BBQ
We have a BBQ party for the first night. Fyi, it's all sponsored by Richard Budiman as the dad of IMF. So, we went to shop on Batos (Batu Town Square) to buy some meats, chickens, sausages, meatballs, and some seasonings. Kita juga dapet free jagung bakar dari villa yang ternyata malah habis dibuat Cheesybuttermilk sweet corn by our chef, Nyak, Ines, Astrid and our hottest chef, Roland.
After some of the girls have a beauty sleep, we start the BBQ party. Thanks to tukang sate kita, Memeng si instruktur fitness and DC yang sudah keep the charcoal on fire. Then kita grill semua yang ada, yang sudah di prepare dan dijadiin tusuk sate, consist of meatballs and sausages. dibakar dan diolesi sama saus BBQ yang ada. Lalu our BBQ chef, DC, started to grilled the chicken and that's very yummy an no over cooked atau gosong.
For the sidedish, kita punya jagung yang tadi, jagung bakarnya malah nggak laku. :p
Ayam Goreng Kalasan
Kita dapet durian runtuh lagi, Main familynya Chen ke Batu untuk kasih surprise.
So, for lunch on second day, kita diajak makan di Ayam Goreng Kalasan, across Batu Paradise
So, for lunch on second day, kita diajak makan di Ayam Goreng Kalasan, across Batu Paradise
Chen main family; Mrs. Handojo, Brian, Chen, Tasia, and Mr. Handojo |
As usuall, kita juga duduk di meja yang sama as our last visit in here. di meja tengah deket pintu masuk. Kita pesen banyak banget ayam, dada dan paha. Pesenan kita keluarnya luama buanget. maybe because kita pesennya emang buanyak buanget. per orang makan 2 potong ayam yang memang enak sih. sesuai moto kita, There's no WE in food, kita makan dengan suasana yang sakral. Minuman yang dipesen juga oke, such as es degan, es jeruk, dan pastinya es teh. Sadly, Minah gabisa ikut makan, soalnya sudah dijemput sama pamanya di villa. Tapi untunglah, soalnya si Minah juga alergi sama ayam.
Day 2 Lunch |
Poernama
After lunch, of course we looking for the dessert. So kita turun ke Malang dan nyari es Apukat Moka yang uenak banget di jalan Kawi Atas, berdekatan dengan depot Gang Djangkrik. Disaat yang lain pesen es apukat moka, Jun dan Memeng malah pesen teh dan kopi. What a waste! lalu Jun malah memesan es apukat moka disaat kita semua baru selesai makan. err...
Well, es apukat moka itu terdiri dari apukat dan moka, yang bentuknya kayak susu coklat dan potongan es. harganya sih agak mahal, Rp 18.500 tapi emang worth it. banyak yang share makan berdua. Selain itu, Chinese food disini juga enak.
Toko Oen
Setelah kita makan es apukat, kita nongkrong di Toko Oen yang terletak di seberang Gereja Kayoe Tangan Malang. Well, toko Oen ini ber-suasana Tempoe doeloe, sejak 1930. Tampak luarnya sepi, tapi begitu masuk kedalam, kita disambut dengan kursi-kursi lawas bergaya kolonial Belanda. Well, kita ketemu bule sore itu. tapi sayang, kamar mandi nya smelly.
Menu disini tertulis dalam 3 bahasa, Indonesia, Inggris dan Belanda. They provides steak, indonesian food, and dessert. Kita memesan banyak dessert dan ice cream home madenya. Ada tutti fruti, durian, vanila, coklat, dll. Fani dan Ines memesan Chocolate Rum dan Garnalenbraad met mosterd. Yeah, kita menghabiskan sore yang berhujan itu dengan nongkrong disana.
Evening hang out in Toko Oen |
Chocolate Rum |
Taman Indie
Buat lunch and breakfast (brunch) day 3 kita makan di Taman Indie. Well, Taman Indie terletak di perumahan Arraya, Malang. Tempatnya bagus sih, ada bale untuk lesehan dan ada sawah-sawah, juga ada sungai dan terletak di pinggir lapangan golf. That's really a good place to take a photoshoot. Tapi sayangnya siang itu hujan, jadi kita gabisa kemana-mana. Lalu kita memesan menu, and gosh, mahal banget.
Nasi campur bebek, yang dipesen itit dan Nyak berharga 59.000an, so did nasi goreng saudagar yang dipesen erwin dll. Besides, pelayanannya lamaaaa banget.
Sensa
Sebelum pulang, kita mampir ke Sensa di Lawang. Pertama kita mau mampir di Sensa Malang, tapi berhubungan gak ada di GPS nya Fani, kita ke Sensa Lawang yang ada arahnya di GPS.
Yah, untuk beliin titipannya mama-mama kita, untuk beli pia yang memang top markotop dan banyak camilan lainnya, such as lidah kucing, kue-kue kering, dan untuk beliin kue kesukaannya Enrico, Kue Ayas. hihihihi
Terus kita nongkrong sebentar di Sensa yang ada minibarnya, dan of course we take a photo there!
From Left; Top: Itit Chen DC Elvi Meme Andrew. Middle: Roland Ines Erwin Memeng Benit Astrid Fani Richard Jun. Base: Nyak and Sania |
3.6.9
Finally, kita sampai di Surabaya, sekitar jam 5an, dan kita masih laper. So, we decide to get our meal on 3.6.9 di jalan Kartini Surabaya. They provides Chinese food, especially noodle. anggota IMF banyak pesen Mie goreng, Pangsit Mie, Mie Ayam, dll. Kita semua sudah pada capek, especially Richard dan Memeng yang udah nyetirin kita sampai selamat di Surabaya.
0 comments:
Post a Comment